Denpasar, Pemilihan Umum Kepala Daerah merupakan sebuah hajatan penting yang diselenggarakan daerah propinsi maupun kabupaten. Keberhasilan dan lancer pelaksanaan sangat diharapkan oleh semua pihak, guna menjamin hak pilih maupun hak untuk dipilih. Permasalahan – permasalahan akan muncul jika pelaksanaan kurang persiapan atau tahapan yang tidak teratur. Untuk menyikapi beberapa kepentingan tersebut Komisi Pemilihan Umum Propinsi Bali bersama – sama Kabupaten/Kota selenggarakan simulasi dan pendataan permasalahan pada saat Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum. Salah satu anggota yang merupakan Srikandinya KPU Propinsi Bali Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu Wina menyatakan tahapan Pemungutan dan Penghitungan Suara merupakan puncak Pemilu, karena saat itu rakyat menyalurkan hak pilihnya. Maka kenyamanan dan terprogramnya pelaksanaan pasti diharapkan semua pihak, memang tidak sempurna sekali namun jika terjadi permasalahan bisa diminimalisir atau dicarikan jalan keluar.
Maka dari itu Komisi Pemilihan Umum Propinsi Bali mengadakan simulasi pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara ditingkat Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Senin, 31 Oktober 2011. Simulasi ini bertujuan untuk mensosialisasikan tahapan serta memberikan pengetahuan tambahan bagi anggota KPU dalam pelaksanaan Pemilukada Bali di tahun 2013 nanti. Simulasi dengan melibatkan anggota KPU Kabupaten/Kota dan beberapa staf sekretariat dengan membagi beberapa peran. Ada yang berperan sebagai Anggota KPU Kabupaten yang menseting logistik yang akan didistribusikan ke KPPS, peran Anggota KPPS, Petugas Kemanaan, Saksi- saksi calon, Panwas lapangan, dan Pemilih. Kegiatan diawali dengan pengesetan logistik yang dimasukkan kedalam kotak suara dan dikirim ke KPPS, setelah itu dengan Pembukaan TPS dan dimulainya peran pelaksanaan Pemungutan Suara maupun penghitungan suara. Yang ditunjuk sebagai pemilih diberikan peran Pemilih Ganda, Pemilih Buta Aksara, Buta Warna, Buta Mata, Tuna Daksa, Saksi yang terlambat diamana peran tersebut bisa diantisipasi oleh KPPS. Pemilih mana saja yang bisa didampingi seperti Buta Mata dan Tuna Daksa.
Simulasi yang dihadiri oleh Anggota KPU Pusat Divisi Keuangan dan Logistik I Gusti Putu Artha, Ketua KPU Propinsi Lanang Perbawa dan Sekretaris. Dikesempatan tersebut Gusti Putu Artha memberikan banyak pengarahan tentang tata cara pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara termasuk pergantian Surat suara yang maksimal Cuma bisa sekali dan Surat Suara masih memungkinkan. Selain itu pihaknya juga memberikan informasi tentang perkembangan di Jakarta, seperti Undang – Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu dimana untuk Propinsi dan Kabupaten/Kota masa kerja KPU tetap lima tahun tidak ada pengurangan. Ini merupakan angin segar bagi rekan – rekan di Propinsi dan Kabupaten/Kota, juga bagi Sekretariat karena kami (KPU pusat/md) sudah mengusulkan kenaikan uang kehormatan, peningkatan eselonisasi, dimana dalam usulan KPU Pusat dibawah sekjen ada Deputi, di Propinsi Sekretaris KPU eselonnya II/a, dibawahnya ada Biro, dikabupaten/Kota Sekretarisnya eselon II/b dan dibawahnya ada Kepala Bagian tegas Artha. Simulasi yang dibarengin dengan identifikasi permasalahan ini, langsung dicarikan solusi dan nantinya hasilnya akan menjadi acuan pembuatan buku pentunjuk teknis pelaksanaan Pemilu Kada Propinsi Bali (Modul KPPS) serta agar menjadi tuntunan bagi penyelenggara Pemilu dari tingkat Propinsi sampai TPS. Simulasi yang dilakukan dibawah pohon depan Padmasana KPU propinsi ini berlangsung dengan suasana penuh interupsi dan diskusi guna mencari jalan keluar yang terbaik sehingga terlihat seperti tawa canda peserta.Dalam kesempatan itu KPU Klungkung mendapat peran Anggota KPPS (Made Sri Utami), KPUD Divisi Logistik (Made Kariada), Pemilih yang salah memberikan tanda pada surat suara (Tjokorda Raka Partawijaya) dan Pemilih yang sudah pernah memilih (pemilih ganda) Wayan Putra. (wp.mediacenterkpuklk).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar